Pages

Jumat, 03 April 2009

Kepercayaan itu apa sih???

Tiap denger kata ini, kita mungkin mikir kalo kepercayaan itu (nggak ada hubungannya dengan agama) adalah sesuatu hal yang suliiitttt banget untuk diberikan pada seseorang. Cocok juga memang kalo dipikir-pikir. Ada juga yang bilang kalo kepercayaan itu hal yang paling beresiko and kadang nyusahin. Kenapa?? Karena kadang kita tanpa sengaja bocorin rahasia seseorang pas lagi ngobrol santai sama orang lain. Akhirnya, ujung-ujungnya musuhan deh!
Memang kepercayaan itu hal yang menyenangkan sekaligus beresiko. Ngerti nggak maksudnya? Gini lho, kalo temen kita ceritain rahasianya sama kita plus pesan “jangan bilang siapa-siapa“ (kayak lagunya RATU lho?!), jujur deh kita pasti merasa hepi and bangga karna kita dijadikan orang spesial yang tau rahasia temen kita. Nah, di sinilah resikonya. Kalo kita nggak hati-hati pas ngobrol sama temen yang lain, seringkali rahasia itu gak sengaja kita katakan. Nah lho, pesan udah dilanggar deh! Kalo udah begini, kita deh yang pusing jadinya. Apalagi kalo si empunya rahasia tau??!! Hmm.. rasanya kita tuh pasti pada pengen kabur aja kan sejauh mungkin..?!
Kepercayaan memang hal yang sangat riskan. Tau nggak kenapa orang sekarang taunya protes aja?? (termasuk aku juga lho.. hahaha). Karena orang udah mulai meragukan orang lain, udah kehilangan kepercayaan sama orang lain. Jadi, yang muncul curiga deh!
Nah, kalo gitu kepercayaan itu apa sih?? Ada ungkapan yang mengatakan begini, “ Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun sebuah kepercayaan, namun hanya butuh satu detik untuk menghancurkannya.” Wow….!!!! Dramatis banget!! Itu yang pertama kali terlintas di pikiranku waktu membacanya. Namun, aku sependapat dengan ungkapan itu. Memang benar bahwa mempercayai seseorang itu sulit sekali, sama halnya dengan mengampuni. Untuk mempercayai seseorang, sesungguhnya kita butuh suatu kepercayaan diri untuk meyakinkan diri kita sendiri kalo orang yang kita percayai memanglah orang yang layak sedangkan di sisi lain kita juga harus menyiapkan hati, pikiran, dan tenaga kita untuk menghadapi situasi terburuk, dikhianati! Jadi, kepercayaan adalah kemantapan hati kita untuk membiarkan satu orang (ingat, rahasia hanya untuk empat mata!) mengetahui satu bagian tersembunyi dari diri kita yang sebenarnya dan bersedia menanggung resiko terberatnya, yaitu pengkhianatan.
Pengkhianatan adalh satu hal yang sulit sekali untuk diterima. Mengapa? Sama halnya dengan orang yang baru aja putus cinta. Dia perlu waktu untuk mengembalikan kepercayaan dirinya lagi bahwa ia masih layak untuk mencintai dan dicintai dan bahwa orang yang membuatnya patah hati adalah orang yang benar-benar bodoh karena sudah menyakiti hatinya. Ketika ia udah berhasil meyakinkan dirinya, ia pun sudah siap untuk membuka pintu hatinya bagi orang lain, artinya ia siap mencintai lagi dengan konsekuensi mungkin akan disakiti kembali. Nah, kepercayaan sama dengan itu, karena mencintai berarti mempercayakan separuh jiwa kita pada orang yang kita cintai. Ketika kita mempercayai orang lain, sama halnya kita memberikan padanya salah satu kunci dari ruangan terkecil di hati kita yang menyimpan suatu rahasia, dengan harapan dia akan menyimpan kunci itu dengan sangat hati-hati supaya orang lain tidak bisa masuk dengan sembarangan tanpa seijin kita. Apa jadinya kalo kunci itu tidak disimpan hati-hati dan ruangan hati kita diintip oleh orang lain tanpa sepengetahuan kita?? Pasti kita merasa begitu sakit hati dan marah atas kelancangan itu dan menganggap orang yang udah membeberkannya sebagai pengkhianat. Apakah kita langsung bisa memaafkannya bila ia datang memohon?? Saya rasa hanya orang yang benar-benar besar hati yang dapat melakukannya, dan inipun jarang didapati. Kita tentu butuh waktu untuk mengembalikan suasana hati kita dan meyakinkan diri kalo masih ada orang yang dapat dipercaya.
Nah, benar kan kalo hanya butuh sedetik untuk menghancurkan kepercayaan itu?! Nggak sulit memang, tapi untuk membangunnya kembali pasti sulit sekali. Rata-rata orang yang udah dikhianati sekali, akan berpikir panjang untuk mempercayai orang lain lagi. Apa jadinya kalo ia udah dikhianati berkali-kali?? Hmm.. kemungkinan paling besar ia akan frustasi dan putus asa serta memberi cap “ tak dapat dipercaya “ pada orang-orang di sekitarnya. Ia akan merasa sangat ketakutan sekaligus kesepian di dunia ini. Takut untuk percaya dan dikhianati lagi serta kesepian karena tak ada teman berbagi. Jadinya serba salah kan?!
Banyak orang yang menjadi stress dan menjadi gila karena pengkhianatan. Liat saja, suami atau istri yang cerai karena ada pihak ketiga dalam rumah tangganya. Atau muda-mudi yang ditinggal begitu saja setelah pacarnya dapat “hawa” baru. Atau persahabatan yang retak dan hancur karena ada yang istilahnya “pagar makan tanaman”. Begitu sulitkah untuk mempertahankan kepercayaan? Sebenarnya tidak begitu sulit, yang diperlukan hanya pengendalian diri untuk menjaga mulut kita dari keinginan sok tau dan “mengumbar” bagian kehidupan orang lain. Memang bagi sebagian orang sulit sekali, tapi daripada di cap “ember bocor” atau kehilangan persahabatan, kan lebih baik tutup mulut?!
So, bagi yang ngerasa kalo buah pikiranku ini cocok sama kamu mending deh berubah secepatnya! Atau yang masih nggak terpengaruh untuk jadi “ember bocor”, jangan pernah nyoba deh! Berdiamdirilah sejenak dan pikirkan gimana kalo kamu yang dikhianati, nggak enak kan?! Tiap orang pasti pernah melanggar kepercayaan yang udah diberikan padanya, entah dari ortu, teman, sampe pacar (termasuk aku juga). Tapi mulai sekarang baiknya kita nyoba untuk jadi orang yang bisa dipercaya. Dan lebih baik lagi kalo kita hanya percaya sama Tuhan aja karena Dia nggak akan pernah khianati kita. Dan bagi orang-orang yang sulit mempercayai orang lain setelah dikhianati(lagi-lagi termasuk aku), mari kita belajar untuk mengampuni dan tidak memberi stigma sama semua orang serta membangun kembali kepercayaan itu sendiri. Aku juga sedang mencoba dan hasilnya udah mulai tampak. Beranikan dirimu, OK?? Moga dapat bermanfaat buat the readers. JELOU

Tidak ada komentar: