Pages

Selasa, 30 Oktober 2012

Full Time Faith (2)


7 Hal yang Bisa Menjadikan Kita Batu Sandungan

Batu sandungan adalah sesuatu (sikap, tindakan, perkataan, dll) yang menghalangi ataupun menjauhkan seseorang dari kebenaran, orang Kristen tanpa disadari juga terkadang bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk mengenal Tuhan (Rm. 14 : 13 ; Kor. 8 : 9). Semoga sikap – sikap di bawah ini tidak ada dalam kehidupan kita semua.

1. Munafik
Sikap munafik, mengatakan atau mengajarkan sesuatu yang ia sendiri tidak lakukan adalah batu sandungan terbesar bagi orang lain. Sikap seperti ini membuat orang yang belum kenal Yesus kecewa. Dan mereka bisa menganggap bahwa tidak ada gunanya juga kenal Tuhan karena toh orang Kristen juga sama buruk dengan dirinya. Ini adalah respon yang normal. Sikap bermuka dua tidak hanya membuat kita jelek, tapi juga tidak memuliakan nama Tuhan.

2. Menghakimi
Sikap menghakimi orang juga akan jadi batu sandungan buat orang lain. Kita membeda – bedakan dan menilai orang dengan tidak adil dan tidak berdasarkan fakta yang objektif. Jelas saja orang menjadi tidak nyaman berada atau bergabung dengan kita. Kasih yang menjadi cirri khas kita sebagai orang Kristen juga dipertanyakan. Topik lebih dalam tentang ini bisa Anda baca dalam Handbook edisi Mei 2012.

3. “Menyombangkan” Pengalaman
Bersaksi soal pengalaman hidup, soal berkat dan mukjizat yang Anda rasakan dan alami, dsb, adalah hal yang baik untuk dilakukan. Namun, penting agar kita juga menjaga diri agar jangan sampai kesaksian kita itu justru menjadi kosombongan tersembunyi yang fokusnya hanya diri kita saja. Kesaksian seharusnya diceritakan kepada orang lain dengan tujuan Tuhan semakin dipermuliakan.

4. Tidak Menjaga Perkataan
Ini jelas. Kata – kata yang tidak membangun, yang kasar, atau bahkan kata kotor akan menjadi batu sandungan untuk orang lain. Alkitab juga berulang kali menegaskan hal ini (2 Tim. 2 : 16, 1 Tim 6 : 20). Sebagai anak Tuhan, kita telah menjadi manusia baru, baik dalam sikap, pikiran, dan juga perkataan.

5. Mudah Termakan Isu
Kemajuan teknologi informasi adalah seperti dua sisi koin, bisa berdampak baik dan buruk. Salah satu yang bisa membuat dampak buruk itu adalah jika kita tidak kritis dan tidak mau menguji segala sesuatu terlebih dulu (1 Tes. 5 : 21). SMS, BBM, email, ataupun pesan – pesan seperti klaim – klaim tertentu atau “nubuat” bencana, kiamat, dll, bisa manjadi batu sandungan jika kita tidak kritis. Memang nubuatan tidak boleh dipandang rendah (1 Tes. 5 : 20), tapi jika kita tidak kritis, pesan yang kita maksudkan untuk hal baik itu justru bisa membuat orang merasa kita ini sombrono, gampang tertipu, dan tidak cerdas.

6. Memuja Gereja
Apakah kita menginjil untuk mengajak orang yang belum percaya ke gereja kita atau mengajak mereka untuk mengenal Kristus ? Ini pertanyaan klasik tapi sering kali masih dilupakan oleh sebagian orang Kristen sendiri. Ada kalanya sebagian orang Kristen terjebak menjadi lebih mengutamakan gereja, denominasi, bahkan fasilitas dan figur tertentu dalam gereja tersebut, lebih dari Tuhan. Hal ini tentu saja bisa menjadi batu sandungan, baik bagi sesama orang Kristen atau mereka ang belum percaya

7. Gosip dan Bergunjing
Gosip dan bergunjing tak hanya terjadi di dunia hiburan saja. Di antara sesama  umat Kristen pun, hal ini juga banyak terjadi. Masa lalu yang buruk, masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang, rencana yang sudah dibuat oleh seseorang atau juga oleh gereja, hingga masalah penampilan orang tertentu bisa menjadi bahan gosip. Demikian juga curhat yang pernah diceritakan oleh seseorang pada kita pun bisa menjadi bahan gosip jika kita justru menyebar – nyebarkannya kepada orang lain. Hati – hatilah dalam hal ini karena fakta membuktikan ada banyak orang mundur dari Tuhan, pelayanan, dll, karena hal seperti ini. Jangan kita menjadi batu sandungan. 

Source: HandBook Spirit Juni 2012

Read More......

Full Time Faith (1)


Pendapat Keliru tentang Integritas

Hidup seturut kehendak Kristus adalah sebuah keharusan bagi orang Kristen. Untuk itu, kita butuh integritas untuk menjaga agar kata – kata dan perbuatan dapat selalu mencerminkan diri kita sebagai orang Kristen. Namun, integritas juga sering salah dimengerti oleh sebagian orang sehingga integritas dianggap sebagai sekedar jargon saja. Apa saja pendapat keliru itu?

1. Integritas vs Kenyamanan
Integritas ditandakan dengan hidup sederhana, bahkan serba kekurangan. Ada orang berkata, jujur ajur (hancur), integritas itu hanya bagus di mulut saja, tapi tidak di perut. Ini jelas opini yang sangat keliru. Firman Tuhan menegaskan hal ini. Orang benar, bahkan anak cucunya tidak akan meminta – minta (Mzm. 37 : 25). Integritas justru menimbulkan rasa percaya dari orang terhadap diri kita. Dan saat orang sudah percaya, maka ia tidak ragu mempercayakan hal besar pada kita.

2. Hanya Dilakukan Pemimpin
Integritas dipandang hanya sebagai kewajiban para pemimpin saja, hamba Tuhan, atau mereka yang selalu menjadi sorotan atau teladan. Bagi kita hanya jemaat biasa atau yang hanya orang tanpa kedudukan, ini adalah sesuatu yang tidak wajib. Baik untuk dilakukan, tapi tidak juga tidak apa – apa karena toh tidak ada yang memerhatikan diri kita. Padahal, perintah Tuhan untuk menjadi garam dan terang dunia dalam Matius 5 : 13 – 16 ditunjukan untuk semua orang percaya. Firman Tuhan dalam 1 Timotius 4 : 12 juga berkata bahwa orang muda atau juga orang kecil, bawahan, yang dianggap tidak berarati di mata dunia, justru harus menjadi teladan.

3. Integritas itu Membatasi
Anggapan ini tidak sepenuhnya salah. Saat kita memutuskan untuk menjadi orang Kristen yang berintegritas, kita sedang berkeputusan untuk tetap menjaga sikap kita dalam rel firman Tuhan. Namun, bukankah rel bukan hanya membatasi, tetapi juga bisa membawa kita menuju ke tempat dengan arah yang tepat ? Demikian juga integritas. Integritas membatasi tetapi juga membawa kita ke tujuan.

4. Integritas = Rasa Nyaman
Ini adalah kebalikan dari nomor 1. Ada sebagian orang yang berpendapat, jika kita punya integritas, maka segala sesuatu pasti lancar dan nyaman. Tidak selalu juga. Yang pertama, menjaga integritas itu pada dasarnya bertentangan dengan kecenderungan manusia daging kita untuk melakukan dosa. Yang kedua, karena kita hidup di dunia yang penuh dengan dosa, maka menjaga integritas membuat kita sering kali harus dicibir oleh dunia. Bahkan, tidak sedikit orang yang memilih jalan yang lurus justru diancam. Tapi, ingatlah bahwa kita tidak sendiri karena Allah pasti membela kita. 

Source: HandBook Spirit Juni 2012

Read More......