Pages

Selasa, 13 November 2012

Kemanakah Sampah Plastik Berakhir???


Guys, tahukah kamu kemana sampah plastik berakhir?


Coba Perhatikan Video Berikut Sebelum Membaca:
Belum ada kepastian bagaimana cara menghancurkan sampah plastik dengan sempurna. Masalah plastik adalah masalah klasik dan masalah kita semua.

Seperti yang dilansir dihalaman vivanews.com berikut:
"Sampah plastik sekarang sudah 20-30 persen, belum ditambah lagi sampah seperti kayu log yang datang dari Kalimantan dan Sulawesi Tengah. Jelas ini sangat mengancam kelestarian terumbu karang," kata Direktur Pengelola Taman Nasional Bunaken, Jeffry Pasinaung, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Sabtu 14 Januari 2012.

Berdasarkan data statistik, hanya dalam satu hari, Kota Bandung menghasilkan sekitar 150 ton sampah plastik. "Asumsinya jika satu hari sampah yang dihasilkan di Bandung sekitar kurang lebih 1.500 ton, 20 persennya merupakan sampah anorganik, yang dibagi 10 persen sampah plastik dan 10 persen lagi sampah non plastik. Jadi dalam sehari saja bisa menghasilkan 150 ton sampah plastik," ungkap Rekotomo.
Berapa banyak kah plastik yang kamu gunakan dalam sehari? mulai dari plastik makanan, plastik wadah belanja dari mini market, supermarket hingga pedagang kaki lima, serta plastik botol minuman dan banyak lainnya...

Bayangkan saja, berapa banyak juta orang hidup di dunia kalikan dengan jumlah plastik yang dipakai setiap harinya. Rasanya sangat mengerikan.

Plastik merupakan produk hasil polimerisasi yang berguna bagi perekonomian namun sangat mengancam bagi lingkungan. 

Kenapa plastik mengancam? berikut penjelasannya:
  • Perlu waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi dan terurai dengan sempurna. Ini merupakan waktu yang sangat lama. 
  • Pada saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
  • Lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi diseluruh dunia yang terus akan mengalami peningkatan sekitar 5 % setiap tahunnya. Hampir 1 triliun kantong plastik diproduksi tiap tahunnya, dan jika semua kantong plastik tersebut dibentangkan akan mampu membungkus benda 10 kali lipat dari besar bumi.
  • Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa yang berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
  • Sampah plastik juga menimbulkan banjir yang menyumbat saluran-saluran air. Bahkan yang terburuk dapat merusak turbin dari waduk.
  • Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi.
  • Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
  • Akibat dari semua itu adalah efek rumah kaca atau pemanasan global yang semakin terpuruk.
Lalu Kemana Sampah Plastik Selama Ini?
Faktanya sampah plastik masih tetap ada dari dulu hingga sekarang, belum ada cara pasti menghancurkan plastik hingga benar-benar terurai dan tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan.

Selama ini, yang kita ketahui ada beberapa hal yang dilakukan dan jadi pembuangan sampah plastik, diantaranya:
  1. Dikubur di tanah, namun tetap saja tidak efektif karena perlu ribuan tahun hingga terurai dan otomatis juga mencemari tanah.
  2. Dibuang di TPA bersama tumpukan sampah lainnya, hal ini dapat menghasilkan racun dan gas emisi yang memacu pemanasan global.
  3. Dibakar, adalah kebiasaan penduduk kita, mungkin juga penduduk dinegara lainnya. Namun masih tidak efektif karena pembakaran yang tidak sempurna dapat menghasilkan gas beracun yang berbahaya saat dihirup.
  4. Dibuang di laut. Hal ini juga tidak efektif, bahkan dapat menimbulkan dampak besar meskipun terdapat peraturan pembuangan plastik di laut seperti yang yang ada dalam peraturan mengenai pembuangan sampah di laut dari kapal berikut: Konvensi Internasional tentang pencegahan pencemaran dari kapal 1973 yang diperbaharui oleh Protokol of 1978 POLLUTION BY GARBAGE ANNEX V melarang pembuangan sampah plastik ke laut termasuk kantong sampah yang terbuat dari plastik, tali sintetis , dan jaring sintetis. Sampah makanan dan sampah lainnya tidak bleh dibuang di laut dalam jarak hingga 12 mil dari daratan, kecuali jika telah digiling dan dapat menembus saringan dengan bukaan tidak lebih dari 25 mm. Dalam jarak 3 mil dari darat, sampah, walaupun telah digiling dilarang dibuang ke laut. Baca aturan selengkapnya di link berikut: gotoseajobs.com
Sampah Plastik Di Laut
Laut mungkin menjadi sasaran akhir bagi pembuangan sampah, namun telah membuat kesalahan besar yang faktanya dapat merusak ekosistem biota laut.

Berikut Video Ilustrasi Mengenai Plastik di Lautan

Dalam Artikel di Metrotvnews.com dijelaskan bahwa: Parahnya, sampah plastik yang mempunyai massa kecil dan hanya bisa mengapung di atas air, ternyata bisa tenggelam. Kejadian tenggelamnya sampah plastik di laut pernah diamati oleh dua pakar ilmu kelautan University of Washington dan University of Delaware, Amerika Serikat.

para pakar itu menemukan puing-puing sampah 2,5 kali lebih banyak di lapisan air bawah permukaan, atau didefinisikan sebagai 9,8 inci (25 cm) dari permukaan. Puing-puing ini telah dikirim angin ke kedalaman sekitar 65-82 kaki (20 sampai 25 meter).

Dalam sumber refensi lain yaitu kompasiana.com dinyatakan bahwa Salah satu kajian yang dilakukan pada tahun 2001 menduga terdapat sekitar 334.271 lembar plastik per mil^2 di pusaran Pasifik Utara Tengah (North Central Pacific Gyre), yang merupakan sistem eddy alamiah untuk mengumpulkan benda-benda pada satu titik tertentu. Sekitar 60% hingga 80% sampah di laut diperkirakan berasal dari daratan. Sampah plastik di laut beresiko menyebabkan masalah pada 267 spesies biota laut di seluruh dunia, termasuk 86% dari keseluruhan spesies kura-kura, 44%  dari keseluruhan spesies burung laut dan 43% spesies mamalia laut.

Laut Artik pun menjadi gunung sampah plastik dunia. Penduduk bumi yang hidup di 5 benua ini telah membuat Laut Artik menjadi tempat sampah raksasa yang menampung sampah-sampah plastik. Ilmuwan NASA - Joey Comiso - merilis hasil penelitian yang menemukan bahwa lapisan es tertua di Laut Arktik mencair dan menghilang dengan kecepatan yang lebih tinggi dibanding dengan lapisan es muda dan tipis. Dan, kini sebuah riset yang dilakukan oleh Dr Melanie Bergmann, seorang ahli biologi laut dari Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research juga merilis hasil temuan bahwa di bawah laut Arktik terdapat sampah-sampah plastik yang semakin menebal. Pengamatan yang dilakukan pada observatorium dasar laut HAUSGARTEN milik AWI menemukan bahwa lapisan sampah plastik itu lebih tebal dari yang pernah ditemukan di Laut Canyon, dekat Lisbon Ibukota Portugal.

Tak hanya itu, efek akhir dari plastik di lautan dapat mencemari dan meracuni hewan-hewan laut yang berarti nelayan tidak lagi menghasilkan tangkapan ikan yang banyak. Bahkan ikan yang ditangkap mungkin saja sudah tidak sehat lagi dan terkontaminasi sampah laut yang otomatis jika dimakan oleh manusia dapat menimbulkan keracunan atau efek lainnya yang tidak diharapkan.

Bagaimana Solusinya?
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan dalam hal ini diantaranya:
  • Reduce: Gunakan plastik lebih sedikit, jika memang tidak memerlukan plastik untuk membungkus atau membawa makanan.
  • Reuse: Gunakan tempat yang dapat dipakai berulang-ulang misalkan wadah terbuat dari kain atau tas.
  • Buang sampah pada tempatnya
  • Jangan bakar sampah plastik
  • dan terakhir, Recycle: bisa kita manfaatkan sampah plastik sebagai kreasi seni atau karya kreatif yang bisa digunakan kembali bahakan memiliki nilai ekonomi.
Daur ulang sampah plastik, mungkin memang bukan solusi terbaik, namun saat ini jadi solusi yang paling bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Sudah banyak pahlawan sampah yang mendaur ulangnya jadi karya yang bernilai usaha dan membuat lapangan kerja bagi daerah setempat.

Ada Solusi Lain?
Dalam artikel kompasiana, dipaparkan bahwa terdapat seorang peneliti dari perusahaan Blest di Jepang, telah menemukan alat untuk mendaur ulang bahan plastik. Alat ini bisa mengubah sampah plastik menjadi minyak mentah. 
 
Tentunya siapa pun bisa melakukan di rumah, karena alat ini sangat kecil sehingga bisa diletakkan di atas meja dan hanya butuh waktu beberapa saat, untuk mengubah sampah plastik menjadi minak mentah. Proses mengubah sampah plastik menjadi minyak mentah ini, dilakukan dengan cara pemanasan yang akan melelehkan plastik dan mengubahnya menjadi gas, kemudian dari gas yang ada akan mengubah air menjadi minyak. 
 
Untuk satu kg sampah plastik bisa menghasilkan satu liter minyak mentah dan dari minyak mentah tersebut, dengan melakukan proses lanjutan akan bisa mengubahnya menjadi bensin dan lainnya, sama seperti minyak mentah biasa. 
 
Blest akan menjual alat ini dengan harga 9.500 dolar AS (sekitar 100 juta rupiah).  Adalah salah satu solusi yang terus menerus dicari untuk mengatasi limbah plastik ini

So guys, yang terpenting kita mulai dari diri sendiri, kalau bukan kita yang menjaga bumi sebagai generasi muda, siapa lagi. Pesan gomuda: Use Less Plastic Can Save The World.

by: Aim Kazuhiko
Sumber referensi: 
kompasiana.com
kapanlagi.com
vivanews.com
metrotvnews
good.net
wikipedia
gotoseajob
reportingsf2012.wordpress.com
Sumber Video:
Youtube

Tidak ada komentar: