KETIKA KITA DIHAKIMI
Banyak
orang mudah menghakimi namun tidak suka dihakimi, mendapat label tertentu,
menjadi korban stereotip, dll. Dihakimi memang tidak pernah menyenangkan. Karena
itu, bagaimana sikap paling bijak saat kita dihakimi?
Abaikan Sikapnya,
Temukan Intinya
Orang tidak suka dihakimi karena penghakiman yang
diterima berupa penilaian negatif. Tapi jangan buru-buru menganggap semua
penilaian negatif pasti adalah penghakiman yang tidak adil dan keliru. Demikian
juga, kadang ada juga orang yang sikap, pemakaian kata, cara pengucapan, dll
sepertinya penuh penghakiman, padahal apa yang disampaikannya mungkin saja ada
kebenarannya. Jika kita begitu saja mengabaikannya, tentu kita sendiri yang
rugi karena tidak bisa mengevaluasi diri atau bahkan menjadi anti kritik.
Tidak Perlu
Diperpanjang
Dalam hidup ini, kadang berlaku prinsip tong
sampah. Ada orang yang menjadi pembuang sampah keluhan, amarah dan penghakiman,
ada juga yang menjadi tong sampahnya. Nah, jika kebetulan kita menjadi tong
sampahnya, tidak perlu kita lalu berubah menjadi pembuang sampah. Jangan sampai
hanya karena kita dihakimi kemudian kita pun merasa berhak menghakimi orang
lain atau orang yang menghakimi kita itu.
Hargai Diri
Sendiri
Jika anda bisa menghargai diri sendiri, menyadari
potensi diri, bisa melihat diri sendiri secara objektif dan proporsional serta
punya standar yang benar (firman Tuhan) dalam menilai segala sesuatu, maka
penghakiman orang lain tidak akan membuat anda terpuruk. Jadi jangan hanya
menilai diri berdasarkan apa kata orang saja, miliki juga penilaian diri
sendiri dan lihat apa yang firman Tuhan katakan tentang diri anda.
Abaikan
Ada kalanya, penghakiman orang lain memang tidak
perlu kita ributkan atau pikirkan. Nuh dan Nehemia melakukan cara ini. Mereka tidak
izinkan penghakiman orang lain merusak atau mengganggu pekerjaan Tuhan yang
sedang mereka lakukan. Namun, kita juga harus berhati-hati agar jangan sampai
kita yang terlalu percaya diri, merasa bahwa kita sudah ada di jalan yang benar
dan menganggap teguran Tuhan melalui ucapan orang lain itu sebagai penghakiman
yang tidak adil.
Konfrontasi
Ketika menghadapi penghakiman dan tuduhan
orang-orang farisi, Yesus beberapa kali mengkonfrontasi mereka (misalnya saat
ia dituduh menyembuhkan dengan kuasa setan). Namun, harus diperhatikan bahwa
ini baru boleh kita lakukan jika Allah memang menghendaki kita
mengkonfrontasinya. Jangan kita justru menikmati saat berkonfrontasi dan
berdebat dengan orang lain yang menuduh kita macam-macam.
Tetap Tenang
Saat mendengar atau melihat orang lain menghakimi,
kita buru-buru meresponnya, terutama dengan marah. Memang sulit rasanya
mendengarkan atau mengetahui orang lain mengatakan hal tentang kita yang kita
rasa tidak benar. Namun, seringkali bersikap reaktif seperti ini justru bisa
membuat masalah semakin besar. Tenangkan diri dulu, cari cara untuk bisa
menanggapinya dengan bijak (bahkan bisa jadi cara terbaik justru dengan tidak
usah menanggapinya).
Ampuni dan
Doakan
Ini sulit tapi percayalah hasilnya pasti baik. Pengampunan
itu sendiri akan membebaskan kita dari rasa dendam, marah, dan rasa tidak
nyaman lainnya. Dan dengan berdoa, kita sudah mengikutsertakan Tuhan agar IA
turut campur tangan dalam masalah ini.
Cari Teman
Bicara
Jika anda sudah merasa sangat terganggu oleh
penghakiman tidak benar yang orang lain katakan, cobalah bicara dengan orang
yang anda percayai. Ceritakan masalah anda. Ini akan membantu anda melawan efek
negatif penghakiman orang lain. Bahkan, bukan mustahil dari proses ini anda
menemukan pencerahan di balik penghakiman orang tersebut.
Source: Spirit Handbook Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar