Oleh: Carol Wimmer
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak berteriak, “Aku diselamatkan.”
Aku berbisik, “Aku terhilang! Itulah sebabnya aku memilih jalan-NYA.”
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak mengatakannya dengan bangga.
Ku akui bahwa aku tersandung, membutuhkan TUHAN untuk membimbingku.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak mencoba untuk menjadi kuat.
Ku akui bahwa aku tak berdaya dan berdoa memohon kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak berpikir aku mengetahui semuanya.
Aku berserah pada kebingunganku, meminta kerendahan hati untuk diajar.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak membual karena berhasil.
Ku akui aku telah gagal dan tidak pernah mampu melunasi utang.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Masih terasa pedihnya luka itu.
Tidaklah kurang sakit hati yang kurasakan.
Itulah sebabnya mengapa ku cari nama-NYA.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak mengumumkan telah menjadi sempurna.
Kekuranganku terlalu jelas,
namun ALLAH BAPA yakin aku berharga di mata-NYA.
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Aku tidak berharap untuk menghakimi.
Aku tidak memiliki kekuasaan.
Yang aku tau hanyalah bahwa aku dikasihi.
The LORD is my shepherd;I shall not want.He maketh me to lie down in green pastures:he leadeth me beside the still waters.He restoreth my soul:he leadeth me in the paths of righteousness for his name's sake.Yea, though I walk through the valley of the shadow of death,I'll fear no evil:for thou art with me;
Senin, 26 Oktober 2009
Manakala ku katakan, “Aku adalah seorang Kristen.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar