Pages

Sabtu, 24 Maret 2012

HARGA SEBUAH KEJUJURAN

Seorang raja sedang mencari penerus kerajaannya. Oleh karena itu, ia mengadakan sayembara untuk seluruh pemuda di kerajaannya. Masing-masing pemuda diberikan sebuah benih yang harus dirawat dan tahun depan akan mereka bawa ke hadapan raja. Saat itulah raja akan memberikan penilaian dan menentukan siapa yang akan menjadi raja berikutnya.

Ada seorang pemuda bernama Ling. Dia juga memperoleh sebuah benih dari raja. Dia pun pulang membawa benihnya dan menanam benih itu di sebuah pot. Seminggu berlalu, para pemuda di sekitar rumahnya mulai membicarakan benih mereka yang tumbuh, sedangkan Ling, ia kebingungan karena benihnya sama sekali tidak tumbuh. Ibunya berkata mungkin benihnya lambat dalam bertumbuh, jadi Ling harus bersabar. Namun, setahun berlalu dan benih milik Ling masih tetap berupa benih. Saat semua pemuda dengan bangga membawa tanaman mereka datang ke hadapan raja, Ling bersembunyi di barisan paling belakang.

Tadinya ia tidak mau datang, namun ibunya menasehati agar Ling jujur terhadap keadaannya. Saat raja melihat semua tanaman yang indah itu dan ia memujinya, namun matanya kemudian melihat Ling yang datang hanya membawa pot berisi benih. Ia memanggil Ling dan dengan ketakutan Ling maju. Kemudian raja pun membuat pengumuman, “Inilah raja penggantiku! Ketahuilah, semua benih yang kuberikan pada kalian sebenarnya adalah benih yang sudah direbus sehingga tidak mungkin benih itu tumbuh, dan hanya Ling-lah yang jujur dalam hal ini!”

            Tidak mudah berkata jujur, apalagi kalau kita melakukan kesalahan, tetapi TUHAN yang dapat melihat hati, lebih menyukai kita berbicara apa adanya, tidak berbelit, dan TUHAN memberikan penghargaan-NYA bagi orang-orang ini.

“Each time you are honest and conduct yourself with honesty, a success force will drive you toward greater success. Each time you lie, even with ‘a white lie’ there are strong forces pushing you toward failure.” (Joseph Sugarman)

Disadur dari Nafiri Sound Januari 2012

Read More......

RESPONSIF

(Markus 6: 45-52)

Suatu hari seorang raja ingin menguji rakyatnya dengan sebuah masalah. Ia ingin tahu bagaimana reaksi atau respon dari rakyatnya. Raja ini memerintahkan prajuritnya menaruh sebuah batu yang sangat besar di persimpangan jalan, tempat yang banyak dilalui orang-orang yang berjalan untuk melakukan segala aktivitas yang ada. Orang pertama yang lewat merespon dengan tidak sabar dan berkata, “Siapa sih yang menaruh batu yang sangat besar di sini?” Raja yang mengamati kejadian ini dari jauh, melihat bahwa kebanyakan orang yang lewat memiliki respon yang sama dengan orang pertama, yaitu tidak berusaha untuk menyingkirkan batu yang besar tersebut tetapi justru bersungut-sungut. Hingga akhirnya ada seorang pemuda yang lewat dan melihat batu besar itu.

Tanpa banyak bicara, ia berusaha memindahkan batu besar itu agar tidak mengganggu aktivitas yang ada. Raja pun melihat apa yang dilakukan pemuda ini. Respon yang dilakukannya adalah tidak mencari siapa yang menaruh batu itu, tetapi mempunyai suatu inisiatif untuk memindahkannya. Setelah batu itu dipindahkan, ada tulisan “barangsiapa memindahkan batu ini, engkau berhak menerima hadiah dari raja”.

Janganlah bersungut-sungut saat masalah datang kepada kita, tapi rendahkan diri untuk TUHAN bentuk, sebab DIA mempunyai cara sendiri bagi setiap pribadi. Jika kita menjadi umat yang responsif akan apa yang TUHAN mau, maka kita akan sportif dalam melakukan kehendak TUHAN dan kita akan menjadi orang yang produktif dalam menjalaninya. Saat itu pula kita akan menjadi orang yang efektif, selanjutnya menjadi orang yang selektif dan yang akhir dalam penantian di dalam TUHAN, kita akan menjadi kreatif untuk menyikapi janji-janji TUHAN.

“Carilah pengobatannya, jangan cari kesalahannya!” (Henry Ford)


Disadur dari Nafiri Sound Januari 2012

Read More......

Selasa, 13 Maret 2012

Luka Batin


Amsal 16:2
Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Luka batin adalah luka yang tersembunyi di bawah kesadaran. Luka batin amat menyakitkan sehingga banyak orang bertendensi menekan dan tidak ingin menyentuh luka batinnya. Akibatnya, lukanya akan semakin terpendam dan tidak pernah sembuh.

Ada saat di mana luka batin ini akan tersentuh. Saat ini sebenarnya merupakan kesempatan di mana kita dapat memeriksa diri dan mencari kesembuhan. Salah satu tanda bahwa kita memiliki luka batin yaitu bilamana ada perkataan atau tindakan seseorang (yang kelihatannya biasa) yang membuat kita begitu sakit sehingga kita tidak dapat mengontrol diri lagi. Respons yang umum dilakukan bila luka batin kita tersentuh yaitu menyalahkan orang lain. Kita tidak tahan dengan rasa sakit tersebut sehingga kita memproyeksikannya kepada orang lain.

Menyalahkan orang lain tidak akan menyembuhkan luka batin kita. Luka batin berakar di dalam batin kita, bukan di luar kita. Oleh sebab itu, bila kita merasakan kesakitan yang dalam, berhentilah menyalahkan orang lain. Introspeksi masa lalu kita, cari pengalaman masa lalu atau masa kecil di mana kita pernah mengalami kesakitan yang serupa. Bila kita telah menemukannya, kita dapat mengeluarkan emosi kita dengan menangis, mengampuni orang yang menyakiti kita dan memohon pengampunan kepada Tuhan dan orang yang kita sakiti.

Berhenti menyalahkan orang lain tetapi lihatlah hati Anda!

#renungan-harian-kita

Read More......

7 POWERS

7 kekuatan yang diberikan Tuhan untuk kita :

1. Kekuatan mengelolah ( Lukas 6:12 )

2. Kekuatan memberi (Roma 10:14-15, Amsal 3:9-10, 1 Tim 5:17-18,Gal6:6-7)

3. Kekuatan untuk bekerja (Amsal 10:4, Yoh 5:17, Ef 2:10)

4. Kekuatan hikmat (Pengkotbah 10:10, Amsal 3:15-16)

5. Kekuatan untuk bergantung mengandalkan Tuhan (Yohanes 5:24, Kisah4:12 )

6. Kekuatan berkata sesuai dengan Frman Tuhan (pelaku Firman Tuhan)

7. Kekuatan untuk bersyukur (mazmur 40:1-18)

#dari berbagai sumber#

Read More......